BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa
dewasa merupakan masa yang dimana manusia mengalami berbagai aspek gejolak
perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangan
kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia di atas
20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi lagi
menjadi kelompok dewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40 tahun
sampai 65 tahun ke atas).
Karakteristik
masa dewasa tidak sedinamis dan beragam seperti karakteristik perkembangan pada
rentang-rentang usia sebelumnya. Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai
puncak kematangannya pada akhir masa adolesen, atau awal masa dewasa muda. Pada
usia dewasa, terutama dewasa muda perkembangan masih berlngsung, pada usia
dewasa ada aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek
yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran.
Aspek
jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun.
Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang,
walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa
perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa muda (sekitar usia 40
tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai
menurun, dan penurunannya cukup drastis pada akhir usia dewasa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
karakteristik perkembangan masa dewasa?
2.
Bagaimana
perbedaan individual masa dewasa?
3.
Apa
saja kebutuhan-kebutuhan masa dewasa?
C.
Tujuan
1. Dapat mengetahui karakteristik perkembangan
orang dewasa.
2. Dapat mengetahui bagaimana perbedaan individual
masa dewasa.
|
Dapat mengetahui
kebutuhan-kebutuhan orang dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Perkembangan Masa Dewasa
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan
fisik yang telah lengkap,pada masa dewasa muda tinggi badan naik sekitar 2-3
cm, kecuali dengan latihan yang luar biasa. berat badan juga terus bertambah
secara tak beraturan sesuai dengan kebiasaan hidup.
Dari
pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang
mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini,
seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi
sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi
sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lainnya. Penampilan fisiknya
benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa
lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak
secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk
keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat dikenakan aturan-aturan hukum yang
berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan
memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau pe\rdata}.
Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu
halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
Pada
masa dewasa awal inilah seluruh organ tubuh manusia akan mencapai puncak
pertumbuhan yang mana setelah itu akan mengalami penurunan secara perlahan dan
terus-menerus. Penurunan tersebut akan terjadi secara drastis pada usia empat
puluhan, tak terkecuali pada panca indera. Perubahan fungsional dan
generatif pada mata berakibat mengecilnya bundaran kecil pada anak mata,
mengurangnya ketajaman mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak dan
tumor. Pada usia ini kebanyakan orang menderita presbiopi atau kesulitan
melihat sesuatu dari jarak jauh, yaitu kehilangan berangsur-angsur daya
akomodasi lensa mata sebagai akibat dari menurunnya elastisitas lensa mata.
Antara umur 40-50 tahunan daya akomodasi lensa mata biasanya tidak mampu
untuk melihat dengan jarak dekat sehingga yang bersangkutan terpaksa harus
mamakai kaca mata.
Selain itu kekuatan dan energi pada masa dewasa ini akan matang.
Misalnya, Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali menyita perhatian dan energi bagi seorang
individu. Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan
ekonomi, agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang
menikah harus rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka
memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan
ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
2. Perkembangan Intelektual
Masa
perkembangan dewasa muda (young adulthood) ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk meraih
tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka berlomba dan
bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya. Segala daya upaya
yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti
sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup
di mata orang lain.
Ketika
memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu
akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan
demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu
mengembangkan daya inisiatif-kreatifnya sehingga ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin
mematangkan kualitas mentalnya.
3. Perkembangan Moral.
Papalia,
Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar
antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu
dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut,
golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan
pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau
universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier
tertinggi.
Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah
mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua.
Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru.
Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan
pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan,
mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin
hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
Dalam
kaitannya dengan kecerdasan emosional, Sesungguhnya otak juga sangat
mempengaruhi dalam emosi orang dewasa, yang mana ada komponen-komponen otak
yang berperan dalam pembentukan emosi seseorang, yaitu antara lain:
1.
Kortex
a. Memberi
makna apa yang kita serap
b.
Mengatur fungsi penglihatan, memori jangka panjang
c. Bagian
ini membuat kita memiliki perasaan akan perasaan kita sendiri, memahami,
menganalisis mengapa punya perasaan tertentu.
2.
Hippocampus
a.
Tempat proses pembelajaran, disimpannya emosi
b.
Pemicu bagi reaksi emosi Amigdala
3.
Amigdala
a.
Pusat pengendali emosi
b.
Pemicu reaksi
4.
Perkembangan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuataannya antara usia
20 tahun sampai 30 tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20
tahun sampai 25 tahun, setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi
fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan
yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara
lebih baik disamping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang
baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut
kemapuan fisik.
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru orang
dewasa yang berusia 20 tahun menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan hasil meraka yang mempelajarinya dalam mendekati usia setengah baya.
|
|
Dengan bekal kemmpuan motorik
yang sangat baik, orang dewasa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan
dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai
kemampuan motorik yang baik akan dengan cepat menguasai
ketrampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya hal ini memudahkan
mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik dilingkungan masyarakat maupun
dilingkungan pekerjaan.
5.
Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada orang dewasa dapat diklasifikasikan menjadi 3
golongan, yaitu perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompok dewasa
madya, dan juga kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada kelompok dewasa
dini sekitar (18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru memasuki fase
ini (18-25 tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa remaja meraka,
tentu saja perkembang emosi mereka pun masih terbawa dari fase remaja mereka
yang dikenal memiliki emosi yang tidak stabil. Pada beberapa orang, ada yang
mampu menyesuaikan diri dengan cepat, sehingga pada fase awal dewasa dini
mereka telah mampu menguasai stabilits
emosi mereka. Namun ada pula beberapa dari mereka yang tidak mampu menyesuaikan
emosi mereka, sehingga pada pertengahan masa dewasa dini sekitar (30 tahunan)
masih ada beberapa diantara mereka yang memiliki ketidak stabilan emosi,
terutama dalam menjalani masalah- masalah hidup yang mereka sulit untuk
dipecahkan.
Terdapat keterkaitan antara perkembangan emosi pada saat mereka kanak –
kanak, remaja dengan perkembangan emosi mereka pada saat telah dewasa. Orang
tua yang tidak membiasakan sejak dini anaknya untuk berusaha menyelesaikan
masalahnya sendiri dan terlalu memanjakannya. Tentu saja akan membawa dampak
terhadap perkembangan emosi orang – orang ini pada saat dewasa
6. Perkembangan Karier
Orang
bekerja bukan hanya untuk mendapatkan nafkah, tetapi juga untuk mengembangkan karier.
Dalam pengembangan karier, pemilihan dan perencanaan karier menjadi hal yang
sangat penting, sebab hal ini menentukan karier seseorang selanjutnya, bahkan
menentukan kehidupannya. Sejalan dengan berlangsungnya proses perubahan
persepsi tentang hak dan derajat wanita, dewasa ini pengembangan karier bukan
hanya milik kaum pria, tetapi juga kaum wanita. Dewasa ini telah lebih banyak
jumlah wanita yang berkarier dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Banyak
kaum wanita yang menunda pernikahan, menunda punya anak, bahkan tidak menikah
demi pengembangan karier.
B. faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masa dewasa
1. Menurut teori nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini
muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat
idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan
oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan fakt
|
or alam yang kodrati. Pelopor
aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup
tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan
oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Faktor lingkungan sendiri dinilai kurang
berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Pada hakekatnya aliran
Nativisme bersumber dari Leibnitzian Tradition, sebuah tradisi yang menekankan
pada kemampuan dalam diri seorang anak. Hasil perkambangan ditentukan oleh
pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua.
Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan
oleh individu itu sendiri. nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat
jahat dari lahir, ia kan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat
baik, maka ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat
yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak
mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat
pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan
anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui kompetensi dalam diri dan
identitas diri sendiri (jati diri).
2. Menurut teori emperisme
Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup
pada tahun 1632-1704. Empire artinya pengalaman. Aliran empirisme berlawanan
1800 dengan aliran nativisme, karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak
menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan
pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik
apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Teorinya John Lock dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang
menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih.
Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan.
Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman
diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya).
Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap
perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang
peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi
anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman
tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan, pendapat empirisme
dinamakan optimisme paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis
dapat mempengaruhi.
Misalnya: Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi
pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi
gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak
terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal.
Contoh lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan
dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh
keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya
yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya
tidak sama. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman.
Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal,
ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.
3. Aliran konvergensi.
Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh
pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Konvergensi berasal dari kata
Convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu
hasil.Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran
Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini
telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya
akan dipengaruhi oleh lingkungan, dan kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak
lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan
ruang permainan. Dalam ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti
yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong tetapi bukanlah ia
yang menyebabkan perkembangan itu, karena ini datangnya dari dalam yang
mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Anak yang mempunyai pembawaan
baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin
baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.
Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat
bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Jadi, faktor
pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.
Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan
pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor
tersebut belum bisa ditetapkan
Sebagai contoh : anak dalam tahun pertama belajar mengoceh, baru
kemudian becakap-cakap, dorongan dan bakat itu telah ada, di meniru suara-suara
dari ibunya dan orang disekelilingnya. Ia meniru dan mendebgarkan dari
kata-kata yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan
berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya. Dengan demikian
jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau kata-kata yang di dengarnya
tidak mungkin anak tesebut bisa bercakap-cakap.
C. Perbedaan Individual
Masa Dewasa
1. Minat
a. Minat pribadi.
Penampilan.
Ketika orang tumbuh dewasa, pria dan wanita telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan
fisik dan telah tahu pula memnfaatkannya. Dia sudah tahu bahwa penampilan yang
menarik adalah potensi kuat dalam pergaulan. Minat untuk meningkatkan
penampilan mulai berkurang menjelang umur tigapuluhan, ketika ketegangan dalam
pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat. Namun minat akan penampilan muncul lagi
jika mulai ada tanda-tanda ketuaan.
Pakaian
dan perhiasan. Orang mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi
keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga sering menghabiskan uang
dan waktu untuk pakaian dan perhiasan dalam penyesuaian pribadi maupun sosial.
Minat ini tidak menjadi berkurang seiring bertambahnya usia.selain meningkatkan
penampilan, pakaian pada masa dewasa dini merupakan indikasi status sosial,
symbol individualitas, prestasi sosio-ekonomi, dan meningkatkan daya tarik.
Simbol
kedewasaan, Orang dewasa muda biasanya berusaha menunjukkan kepada orang lain
bahwa dia bukan remaja lagi tapi sudah sepenuhnya dewasa dengan hak-hak,
keistimewaan, serta tanggungjawab yang menyertainya. Jika orang-orang muda itu
telah memantapkan dirinya sebagai orang dewasa melalui pekerjaan, perkawinan
atau telah menjadi orang tua, kebutuhan akan lambang kedewasaan akan berkurang
dan pudar.
Simbol
status, Simbol staus adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang
dengan orang lain. Bentuknya bisa berupa mobil, rumah dalam lingkungan
bergengsi, keanggotakan klub, dan harga benda mewah lainnya. Rumah merupakan
yang paling penting karena menentukan prestisenya di mata orang lain.
Uang, Mereka tertarik pada uang karena dapat memnuhi kebutuhan saat
ini, daripada untuk hari depan. Ada anggapan jika ia memiliki atau mengerjakan
hal-hal yang ada dari kelompoknya, kepemilikan itu akan mempercepat penerimaan
dalam kalangan itu serta memantapkan kedudukannya. Berbagai masalah yang
ditimbulkan uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaimana memanfaatkan uang
secara bijaksana atau terbawa kebiasaan sewaktu masih remaja.
Agama,
Peacock menamankan periode usia dua puluhan sebagai ‘periode dalam kehidupan
yang paling tidak religius.’ Mereka jarang ke tempah ibadah dan berdoa. Tapi
jika sudah berkeluarga, minat ini kembali muncul karena dia memiliki tanggung
jawab moral untuk membimbing anaknya. Factor yang mempengaruhi minat keagamaan
pada mada dewasa dini adalah jenis kelamin, kelas sosial. Lokasi tempat
tinggal, latar belakang keluarga, minat religius teman-teman, pasangan dan iman
yang berbeda, kecemasan akan kematian, dan pola kepribadian.
b. Minat rekreasi
Istilah
rekreasi diartikan sebagai kegiatan memberikan kesegaran atau mengembalikan
kekuatan dan kesegaran rohani sesudah lelah bekerja atau sesudah mengalami
keresahan batin. Banyak faktor yang mempengaruhi pola rekreasi orang dewasa
dini, antara lain :
Kesehatan,
Orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas
serta fisik lebih melelahkan daripada mereka yang fisiknya lemah. Namun
orang-orang yang sehat pun mengurangi bentuk-bentuk rekreasi yang melelahkan
apabila mereka sudah setengah baya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
hiburan dan bentuk rekreasi yang tidak begitu menguras tenaga.
Waktu,
Orang dewasa tetap kekurangan waktu rekreasi disbanding saat masih remaja
karena tanggung jawab rumah tangga dan keluarga, kewajiban terhadap organisasi
atau perkumpulan mereka, atau keharusan untuk mencari pekerjaan tambahan supaya
dapat memperoleh lambang status dianggap penting. Jadi mereka milih rekreasi
yang paling memuaskan, praktis dari segi waktu dan uang.
Status
perkawinan, Bagi keluarga-keluarga besar kebanyakan rekreasi keluarga
dilaksanakan di dalam rumah, yaitu dengan menonton televisi, atau
permainan-permainan lain yang melibatkan anggota-anggota keluarga.
Status
sosioal – ekonomi, Golongan menengah punya lebih banyak waktu dan dapat
mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi, sebagian darinya berhubungan dengan
pekerjaan, misalnya membaca. Golongan menengah umumnya mengambil tempat di
rumah sedangkan orang muda golongan bawah umumnya ikut serta dengan
bentuk-bentuk hiburan komersial di luar rumah.
Jenis kelamin,
Misalnya sebagian besar rekreasi wanita yang sudah berkeluarga terbatas pada
bentuk – bentuk rekreasi di rumah.

Sebuah
analisis menunjukkan bahwa kegiatan itu berorientasikan keluarga atau
lingkungan tetangga dan sangat berbeda dengan remaja. Perubahan ini disebabkan
karena anak-anaknya yang masih kecil mengharuskan bentuk rekreasi yang berpusat
pada anak. Bahkan bila anaknya sudah remaja, rekreasi orang tua masih juga
beorientasi keluarga.
Bentuk
– bentuk rekreasi pada usia dewasa dini misalnya sekedar berbincang-bincang,
berdansa, atau olah raga dan permainan.
c. Minat sosial.
Semua
orang dewasa pasti memiliki tujuan,dan posisi dalam kehidupan,entah itu dalam
lingkungan secara luas maupun lingkungan sekolah atau perguruan tinggi ataupun
lingkungan keluarganya. posisi dan tujuan tersebut memicu orang dewasa untuk
berperanan di dalamnya. orang dewasa yang noramal memiki minta untuk lebih
berarti lebih berdaya guna bagi lingkungan masyarakat. Atas dasar itulah semua
orang dewasa memiliki minat yang mengarah pada kontek social. beberapa faktor
yang mempengaruhi minat dan aktivitas social orang dewasa adalah:
1)
Monilitas
sosial.
2)
Status
social Ekonomi.
3)
Lamanya
tinggal dalam suatu kelompok.
4)
Kelas
social.
5)
Lingkungan.
6)
Jenis
kelamin.
7)
Umur
kematangan social.
8)
Urutan
kelahiran.
9)
Keanggotaan
dari tempat beribadah.
Dalam
masa dewasa dini, orang sering merasa kesepian. Havighurst telah menjelaskan
bahwa rasa kesepian pada masa dewasa dini terjadi karena periode itu merupakan
periode yang kurang teroganisir dalam kehidupna seseorang, yang menandai
transisi, dari lingkungan yang terbagi menurut umur ke lingkungan yang terbagi
menurut status sosial. Dari sekian banyak pergeseran minat, terdapat perubahan
yang paling sulit dan banyak ditemui. Hal tersebut antara lain :
Perubahan dalam peran serta social, Beberapa factor yang mempengaruhi
pertisipasi sosial pada masa dewasa dini yaitu : mobilitas sosial, status
sosial-ekonomi, lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat, kelas sosial,
kedaan lingkungan, jenis kelamin, umur kematangan seksual, urutan kelahiran,
dan kenggotaan kelompok ibadah agama.
Perubahan
dalam persahabatan, Keinginan untuk popular dan banyak teman memudar perlahan.
Mereka selektif dalam memilih teman. Meski temannya tidak banyak, tapi
hubungannya lebih akrab.
Perubahan
dalam kelompok social, Keakraban dengan teman masa remaja biasanya berlanjut ke
masa dewasa. Pada usia pertengahan tigapuluhan atau empatpuluhan, tema semakin
banyak, tapi kurang berminat berganti teman. Ini menimbulakn hubungan yang erat
dalam kelompok sosial. Salah satu masalah yang berhubungan dengan mobilitas
kerja adalah sulitnya untuk mendapat teman baru yang akrab jika keluarga harus
pindah ke lingkungan yangbaru.
Perubahan
nilai popularitas, Popularitas kurang penting bagi orang yang mendekati usia
madya. Beberapa teman yang cocok lebih bernilai dari pada kelompok besar yang
kurang serasi atau akrab.
Perubahan
dalam status kepemimpinan, Orang dewasa meraih status kepemimpinan dengan
berbagai cara. Kualitas yang penting bagi pemimpin dewasa antara lain : status
sosial ekonomi yang tinggi, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mayoritas dalam kelompok, konsep pribadi yang realistis, tujuan yang
realistic, kemampuan menyatakan perbedaan pendapat dengan bijaksana, kemampuan
menerima keberhasilan atau kegagalan secara simpatik, kemampuan dan kesedihan
menerima wewenang, kemampuan dan kesedian berkomunikasi dengan orang lain, dan
kesediaan bekerja untuk kelompok.
2.
Keperibadian
Keperibadian orang dewasa disini mengacu pada kualitas total perilaku
orang dewasa yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan secara unik ( sifat khas yang membedakan individu dewasa yang satu
dengan yang lain), keunikannya itu didukung oleh struktur organisasi ciri –
ciri jiwa raganya yang terbentuk secara dinamis. Ciri – ciri jiwa raga(kondisi
fisik, penampilan, proporsi hormone, darah dan cairan tubuh lainnya, kognitif,
afektif, dan konatif) tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama
lain sehingga mewujudkan suatu system yang kesemuanya itu akan mewarnai dan
menentukan kualitas tindakan atau perilaku orang dewasa yang bersangkutan.
Ciri – ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam
interaksinya dengan lingkungannya,
antara lain sebagai berikut:
1)
Karakter yang mengacu pada konsekuen tidakanya
dalam melakukan aturan etika perilaku, atau teguh tidaknya dalam memegang
pendirian atau pendapat, konsisten tidaknya tindakan dalam menghadapi situasi
lingkungan yang serupa atau berbeda-beda.
2)
Temperamen
yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan
yang datang dari lingkungannya.
3)
Sikap,
yang mengacu pada positif dan negatifnya atau ambivalensinya sambutannya
terhadap objek-objek(orang, benda, peristiwa, noram atau nilai etis, estetis,
dan sebagai nya).
4)
Stabilitas
emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung, marah, menangis, atau
putus asa.
5)
Tanggung
jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari resiko atas tindakan dan perbuatannya.
6)
Sosialibilitas,
yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta kemampuannya
berkomunikasi dengan orang lain.
1.
Kecakapan
Kecakapan orang dewasa yang satu dengan yang lain berbeda. Orang dewasa
yang tampak dapat bertindak secara cepat ( waktunya singkat ), tepat (hasilnya
sesuai dengan apa yang diharapkan) dan dengan mudah (tanpa menghadapi hambatan
dan kesulitan yang berarti), lazim dikenal dengan cakap, dalam istilah
spikologis orang tersebut disebut sebagai orang yang berprilaku inteligen.
Individu orang dewasa memiliki kecakapan tertentu bukan karena
kelahirannya semata-mata, melainkan juga karena perkembangan dan pengalamannya.
Memang individu dianugerahi potensi dasar atau kapasitas untuk berprilaku
inteligen. Kecakapan sering juga disebut abilitas, yang dibedakan dalam 2
kategori sebagai berikut:
Kecakapan nyata, atau actual yang mengacu kepada aspek kecakapan yang
segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekrang juga. Kecakapan nyata ini
merupakan hasil usaha atau belajar dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu
yang telah dijalaninya.
Kecakapan potensial yang mengacu kepada aspek kecakapan yang masih
terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara secara
herediter (pembawaan kelahirannya), yang dapat berupa abilitas dasar umum
(intelegensi) dan abilitas dasar khusus(bakat).
Adapun intelegansi dan bakat orang dewasa itu hanya dapat dideteksi
dengan mengidentifikasi indikator-indikatornya yang dimanifestasikan dalam
kualifikasi prilaku orang dewasa tersebut.
D. Kebutuhan-Kebutuhan
Masa Dewasa
Apa
dorongan orang dewasa melakukan suatu aktivitas? Pertanyaan ini cukup mendasar
untuk dikaji melalui teori tentang kebutuhan. Pertanyaan itu kemudian
memunculkan jawaban dengan adanya teori biologis (biogenic theories ) dan teori sosiologis (sosiogenetic
theories ). Teori biologis
adalah teori yang menyangkut proses biologis, lebih menekankan pada mekanisme
pembawaan biologis, seperti insting dan kebutuhan-kebutuhan biologis. Sedangkan
teori sosiologis adalah suatu teori yang lebih menekankan pada pengaruh
kebudayaan atau kehidupan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa orang dewasa
melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor biologis serta
adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.
1.
Biologis
Manusia
sebagai makhluk hidup dari semenjak bayi hingga dewasa mempunyai kebutuhan yang
harus dipenuhi salah satunya adalah kebutuhan biologis yang terdiri dari
oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi,cairan, istirahat dan tidur,
melakukan aktivitas, pakaian, tempat berlindung, bereproduksi, dan mempunyai
suhu tubuh.
Namun
pada manusia dewasa dalam kebutuhan biologis yakni bereproduksi atau kebutuhan
seks adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua
jenis:seksual dan aseksual Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat
melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama.
Pembelahan sel menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi
aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada
organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk
melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua
individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda.
Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara
umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan
organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara
aseksual.
2.
Sosial.
Kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan rasa memiliki dan rasa kasih
sayang. Termasuk kebutuhan berteman dan bersahabat, kehidupan keluarga,
hubungan yang akrab dengan orang lain, memperoleh tempat yang baik dalam
kelompok yang dipilih, dan untuk disayangi dan menyayangi terhadap orang lain.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs)
ketika masa dewasa awal seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas
terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa
memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan
mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari
suatu komunitas tertentu seperti jabatan dan pekerjaan untuk memenuhi kehidupan
masa dewasa untuk keluarga, anak dan istri.
Bentuk
kebutuhan ini menurut Guilford terdiri dari :
1)
Pujian
dan hinaan : pujian merangsang manusia untuk mengejar prestasi dan kedudukan
yang terpuji sedangkan hinaan menyadari manusia dari kekeliruan dan pelanggaran
terhadap etika sosial.
2)
Kekuasaan
dan mengalah : Kebutuhan kekuasaan dan mengalah ini tercermin dari adanya
perjuangan manusia yang tidak ada hentinya dalam kehidupan.
3)
Pergaulan
: Kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk bergaul sebagai homo socius (Makhluk bermasyarakat) dan Zonpoliticon (Makhluk yang berorganisasi).
4)
Imitasi
dan simpati : Kebutuhan manusia dalam pergaulannya yang tercermin dalam bentuk
meniru dan mengadakan respon emosional. Tindakan tersebut menurutnya adalah
sebagai akibat adanya kebutuhan akan imitasi dan simpati.
5)
Perhatian
: Kebutuhan akan perhatian merupakan satu-satunya kebutuhan sasial yang
terdapat pada setiap individu.
Murray
dan Edwards mengungkapkan 15 aspek kebutuhan orang dewasa, yaitu sebagai
berikut:
1)
Kebutuhan
berprestasi (achievement)
Mengacu
pada doronganuntuk mencapai hasil sebaik mungkin, dan lain sebagainya.
2)
Kebutuhan
rasa hormat (deference)
Mengacu
pada dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, dan lain sebagainya.
3)
Kebutuhan
keteraturan (order)
Mengacu
pada dorongan untuk melakukan pekerjaan secara rapi serta teratur dan lain
sebagainya.
4)
Kebutuhan
memperlihatkan diri (exhibition)
Mengacu
pada dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian orang dan
lain sebagainya.
5)
Kebutuhan
otonomi (autonomy)
Mengacu
pada dorongan untuk menyatakan kebebasan diri dalam berbuat atau mengatakan
apapun dan lain sebagainya.
6)
Kebutuhan afiliasi (affiliation)
Mengacu
pada dorongan untuk setia kawan, dan lain sebagainya.
7)
Kebutuhan
intrasepsi (intraception)
Mengacu
pada dorongan untuk menganalisis motif dan perasaan diri dan lain sebagainya.
8)
Kebutuhan
berlindung (succorance)
Mengacu
pada dorongan untuk memperoleh bantuan orang lain apabila mendapat kesulitan
dan lain sebagainya.
9)
Kebutuhan
dominan (dominance)
Mengacu
pada dorongan untuk membantah pendapat orang lain dan lain sebagainya.
10) Kebutuhan merendah (abasement)
Mengacu
pada dorongan untuk mengakui berdosa apabila berbuat keliru dan lain
sebagainya.
11) Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
Mengacu
pada dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan dan lain sebagainya.
12) Kebutuhan perubahan (change)
Mengacu
pada dorongan untuk menggarap hal-hal yang baru dan lain sebagainya.
13) Kebutuhan ketekunan (endurance)
Mengacu
pada dorongan untuk bertahan pada suatu pekerjaan hingga selesai dan lain
sebagainya.
14) Kebutuhan heteroseksualitas (heterosexuality)
Mengacu
pada dorongan untuk bepergian dengan kelompok yang berlawanan jenis kelamin dan
lain sebagainya.
15) Kebutuhan agresi (aggression)
Mengacu
pada dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda dan lain sebagainya.
Di
antara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk
hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan
psikologis. Tetapi dari segi psikologi, kebutuhan utama dan terkuat untuk
berkeluarga bagi orang dewasa adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman,
pengakuan, dan persahabatan.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Masa dewasa adalah masa tenang
setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa
dewasa juga merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang
telah dicapai pada masa remaja.
Karakteristik
perkembangan orang dewasa terbagi menjadi 7 perkembangan, yaitu:
1)
Perkembangan
fisik,
2)
Perkembangan
intelek,
3)
Perkembangan
moral,
4) Perkembangan bahasa.
5) Perkembangan motorik.
6) Perkembangan emosi
7)
Pengembangan
karier.
Adapun yang menjadi perbedaan individual orang
dewasa dengan yang lainnya, adalah:
1)
Perbedaan
dalam minat,
2)
Kepribadian,
3)
Kecakapan
Semantara
kebutuhan orang dewasa antara lain yaitu kebutuhan
1)
Biologis
2)
Sosial
Dan kebutuhan orang
dewasa, menurut Murray dan Edwards terdapat 15 aspek, yaitu sebagai berikut:
1) Kebutuhan berprestasi
2) Kebutuhan rasa hormat
3) Kebutuhan keteraturan
4) Kebutuhan memperlihatkan diri
5) Kebutuhan otonomi
6) Kebutuhan afiliasi
7) Kebutuhan intrasepsi
8) Kebutuhan berlindung
9) Kebutuhan dominan
10) Kebutuhan merendah
11) Kebutuhan memberi bantuan
12) Kebutuhan perubahan
13) Kebutuhan ketekunan
14) Kebutuhan heteroseksualitas
15) Kebutuhan agresi.
DAFTAR PUSTAKA
http://08113ruthlingga.blogspot.com/2010/02/pengertian-tujuandan-pertimbagan.html Diakses tanggal 13 Februari 2017
2008/02/03/
Diakses tanggal 13 Februari 2017
Jayanti, Ririn (2010). Oranag dewasa. Tersedia
di:
0 comments:
Post a Comment