PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengantar
dan Gejala Jiwa untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Makalah pengantar dan gejala jiwa ini
berisikan tentang pengertian psikologi secara umum dan secara khusus,
bentuk-bentuk gejala jiwa seperti gejala kognitif, afektif dan psikomotorik dan
yang terakhir gajala jiwa dalam pendidikan seperti pengindraan, sensasi,
persepsi, ingatan, intelegensi, emosi, berfikir, memori dan motivasi.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak
terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan
makalah ini. Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa
memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Cirebon, januari 2015
KATA
PENGANTAR...........................................................................................
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
LATAR BELAKANG MASALAH................................................................... 1
RUMUSAN
MASALAH.................................................................................... 1
TUJUAN.............................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... 2
1. PENGANTAR
PSIKOLOGI......................................................................
2
2. BENTUK-BENTUK GEJALA
JIWA........................................................ 3
3. GEJALA JIWA DALAM
PENDIDIKAN............................................... 15
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 30
A. KESIMPULAN
.......................................................................................
30
B.
SARAN.....................................................................................................
30
DAFTAR PUSAKA............................................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Ditinjau dari asal katanya, psikologi
berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan Ligos yang berarti ilmu.Jadi
secara istilah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
gejala-gejala kejiwaan. Tetapi dalam sejarah perkembangannya , kemudian arti
psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Ini di sebabkan
karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak itu sukar untuk di pelajari
secara objektif.Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya
hampir setiap tingkah laku.Beragamnya pendapat para ahli psikologi tentang
pengertian dari psikologi, sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan individu dimana
individu tersebut tidak dapat di lepaskan dari lingkungannya
b. Rumusan Masalah
1) Apa
yang dimaksud dangan psikologi?
2) Apa
yang dimaksud dengan gejala jiwa?
3) Apa
Bentuk-bentuk dalam gejala jiwa?
4) Apa
saja bentuk-bentuk gejala jiwa dalam pendidikan?
c.Tujuan
1) Agar
mengetahui tentang psikologi.
2) Agar
mengetahui tentang bentuk-bentuk dari gejala jiwa.
3) Agar
mengetahui tentang gejala jiwa dalam pendidikan
4) Agar
mengetahui bentuk-bentuk gejala psikologi siswa dalam belajar
5) Dan
manfaat mempelajari psikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGANTAR PSIKOLOGI
Pengertian Psikologi
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche
= jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu
secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku
dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Ilmu psikologi adalah suatu ilmu yang
digunakan untuk mempelajari tentang JIWA, baik mengenai macam, gejala, proses,
maupun latar belakang. Psikologi juga mempelajari tentang perbedaan Nyawa dan
Jiwa. Nyawa adalah daya jasmani yang adanya tergantung pada hidup
jasmaniah dan menimbulkan hidup badaniah (behavior), Perilaku yaitu perbuatan
yang ditimbulkan karena proses belajar. Jiwa adalah daya hidup rokhaniah yang
bersifat abstrak, menjadi penggerak dan pengatur bagi perbuatan manusia
(personal behavior).
Pengertian Psikologi secara umum adalah
: psikologi mempelajari gejala jiwa manusia yang normal dewasa dan
beradab. Sedangkan Pengertian Psikologi secara Khusus adalah : psikologi
mempelajari sifat khusus dari gejala jiwa manusia (mis: anak, perkembangan,
criminal, psikopathologi, psikologi kepribadian), psikologi masa. Dengan cara:
Description (menggambarkan), Explanation (penjelasan) prediction (meramalkan)
controling (pengontrolan/pengendalian) sedang yang menjadi obyek dalam
psikologi adalah jiwa.
Disini akan saya tuliskan beberapa definisi
dari para ahli psikolog :
- Psikologi menyelidiki berbagai panca indra, pengalaman, perasaan, pikiran dan kehendak (W. Wundt,1892)
- Psikologi mempelajari semua kesadaran, baik normal maupun abnormal (James Angell, 1910)
- Psikologi adalah ilmu mental termasuk fenomena yang sering kita sebut sebagai perasaan, keinginan, kognisi, pikiran, keputusan dsb (William James, 1980)
- Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia (Richard Mayer, 1981)
- Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia (Edwin G. Boring dan Herbert S.Langefeld)
- Ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya (Garden Murphy)
B.BENTUK-BENTUK GEJALA JIWA
Ø Gejala Kognitif
Istilah cognitive berasal dari
kata cognition yang padanan katanya knowing, berarti
mengetahui. Dalam arti luas, cognition
(kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah
kognitif menjadi populer sebagai salah satu
domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi setiap
peilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
dan keyakinan.
1. Pengindraan
2. Persepsi
3. Memori
4. Berfikir
5. Intelegensi
Ø Gejala Afektif
adalah unsur kejiwaan dari sisi emosi atau
rasa. Rasa dapat dibedakan kepada rasa fisik yang berhubungan erat
dengan alat dria seperti rasa asin dan rasa psikis yang lebih berupa rasa dalam
seperti emosi, sikap, dan moral.
Ø Gejala psikomotorik / gejala
kehendakan
Keadaan dalam pribadi manusia yang
mendorong untuk berbuat sesuatu yang mereka kehendaki.
1. Gangguan
Psikomotor
Gangguan psikomotor dapat berupa kelambanan
atau peningkatan aktivitas atau gangguan lainnya sebagaimana tersebut dibawah
ini:
a. Kelambatan aktivitas terjadi
dimana secara umum gerakan dan reaksi motorik terhadap suatu rangsangan menjadi
lambat, kelambatan aktivitas antara lain:
· Hipokinesia/hipoaktivitas
yaitu gerakan atau aktivitas yang berkurang/menurun.
· Sub/stupor
katatonik yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat kurang, gerakan dan aktivitas
sangat lambat.
· Katalepsi
yaitu mempertahankan posisi badan secara kaku dan posisi tertentu.
· Fleksibilitas
serea yaitu mempertahankan posisi badan yang dibuat orang lain atau meniru
posisi orang lain.
b. Peningkatan aktivitas terjadi
dimana secara umum gerakan dan reaksi motorik terhadap rangsangan menjadi lebih
cepat/meningkat, peningkatan aktivitas seperti:
· Hiperkinesia/hiperaktivitas
yaitu gerakan atau aktivitas yang berlebihan.
· Gaduh-gelisah
katatonik yaitu gerakan motorik yang meningkat, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi
oleh rangsangan dari luar dan menunjukkan kegelisahan.
c. TIK/TIC yaitu gerakan kecil
involunter/tidak terkontrol, sekejap dan berkali-kali mengenai sekelompok otot
atau bagian badan yang relatif kecil (otot muka).
d. Grimasen yaitu gerakan otot muka/mimic
yang aneh berubah-ubah, tidak dapat dikontrol klien sendiri dan
berulangh-ulang.
e. Tremor yaitu jari-jari gemetar ketika
klien menjulurkan tangan/merentangkan jari-jarinya.
f. Stereotipe yaitu gerakan salah satu
anggota badan yang berulang-ulang dan tidak bertujuan.
g. Mennerisme/pelagakan ayitu gerakan atau
lagak yang stereotipi, teatrikal dan dibuat-buat seperti pada suatu
pertunjukkan.
h. Ekhopraxia yaitu meniru gerakan orang
lain pada saat dilihatnya secara langsung.
i. Echolalia yaitu mengulangi/meniru
gerakan dari apa yang diucapkan oleh orang lain secara langsung.
j. Otomatisme yaitu berbuat sesuatu secara
ototmatis sebagai pernyataan atau skspresi simbolik daripada aktivitas yang
tidak disadarinya.
k. Otomatisme perintah (commond automatism)
yaitu menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa memikirkan terlebih
dahulu,
l. Negativisme yaitu menentang nasihat atau
permintaan orang lain untuk beraktivitas atau melakukan aktivitas yang
berlawanan.
m. Katapleksi yaitu tonus otot
menghilang mendadak untuk beraktivitas dan sejenak, diikuti atau tidak diikuti
oleh penurunan kesadaran yang disebabkan oleh keadaan emosi.
n. Gagap yaitu berbicara
terhenti-henti/tersendat-sendat karena adanya spasme otot-otot untuk berbicvara
seperti terlihat sangat ragu-ragu sampai eksplosif (terucap).
o. Bersikap aneh yaitu sengaja mengambil
sikap/posisi badan yang aneh, tidak wajar atau cenderung bizar (berlebihan).
p. Berjalan kaku/rigid yaitu
gerakan-gerakan lambat, kaku, tidak tegap dan terputus-putus.
q. Komulsif yaitu
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang (pre-okupasi) seperti berulangkali
mencuci tangan, muka atau mandi, karena adanya dorongan yang mencesaknya agar
berbuat sesuatu yang bertentangan dengan keinginan sehari-hari, kebiasaan atau
norma-norma yang berlaku. Macam-macam kompulsif sebagai berikut:
· Dispsomania
yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan untuk meminum air.
· Egomania
yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan pada dirinya.
· Erotamania
yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan dengan hal seksual.
· Kleptomania
yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk mencuri.
· Megalomania
yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk mencari kekuasaan.
· Monomania
yaitu kegiatan berulang/preokupasi karena ada dorongan dengan satu subjek.
· Himfomania
yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk bersenggama dengan wanita.
· Satiriasi
yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk bersenggama dengan pria.
· Trikhotilomania
yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk mencabut rambutnya.
· Ritualistic
yaitu kegiatan berulang karena ada dorongan untuk bertinkah laku/melakukan
upacara-upacara ritual.
Gangguan somatomotorik pada reaksi konvensi
yaitu:
melakukan perilaku sebagai symbol adanya
konflik emosional dapat berupa sebagai berikut:
· Kelumpuhan
· Pergerakan
abnormal seperti tremor, TIK, kejang, ataxia.
· Atasia-abasia
yaitu tidak dapat duduk, berdiri atau berjalan.
2. AGITASI
Agitasi (keresahan atau kegelisahan) adalah
suatu bentuk gangguan yang menunjukkan aktivitas motorik berlebihan dan tak
bertujuan atau kelelahan, biasanya dihubungkan dengan keadaan tegang dan
ansietas. Pada beberapa literatur dikatakan bahwa agitasi adalah gangguan
psikomotor yang memiliki karakterisasi peningkatan aktivitas motor dan
psikologi pada pasien (adanya irritabilitas). Adanya gerakan berjalan
bolak-balik dalam satu ruang tanpa alasan, gerakan memeras-meras tangan,
melepas baju dan memakainya lagi dalam kondisi terbalik, dan tindakan motorik
dan tak beralasan lainnya. Pada keadaan yang parah, gerakan yang ditimbulkan
bisa membahayakan orang lain, seperti merobek-robek, menggigit kuku jari dan
menggigit bibir sendiri yang menimbulkan potensi pendarahan akibat trauma.
Agitasi psikomotor ini merupakan tipikal symptom yang dapat dijumpai pada
kelainan depresi mayor atau kelainan obsesi dan terkadang dijumpain pada gangguan
bipolar, meskipun kelainan ini merupakan akibat dari kelebihan stimulus yang
diterima. Usia pertengahan (dekade ke 2 dan 3) dan usia tua merupakan usia yang
penuh dengan resiko terjadinya kelainan ini.
Gejala ini bisa saja timbul sendiri atau disertai oleh kelainan mental lainnya seperti ansietas berat dan delirium. Kebanyakan agitasi merupakan tanda dari disfungsi otak atau insufisiensi serebral akut. Keadaan ini banyak dijumpai pada kasus gawat darurat, biasanya pada orang dewasa, dan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya bisa karena suatu penyakit (gangguan metabolik, sepsis-assocated enselopathy, pengobatan) dan faktor eksternal (keributan, ketidaknyamanan, rasa sakit). Agitasi merupakan masalah yang gawat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup besar (dihubungkan penyebab gangguan metabolik). Adanya gejala penyerta yang biasanya menyertai gejala ini seperti delirium memperburuk prognosis pasien. Agitasi bisa disebabkan oleh berbagai penyebab diantaranya akibat efek samping penggunaan obat antipsikotik.
Etiologi
Berikut merupakan penyebab dari agitasi :
Meminum alcohol lebih dari 15 gelas (5/hari) per minggu untuk laki-laki dan wanita sebanyak 8 gelas. (4/hari). Alkohol yang mengandung bahan toxic merusak sistem saraf dan mengakibatkan agitasi berat.
Gejala ini bisa saja timbul sendiri atau disertai oleh kelainan mental lainnya seperti ansietas berat dan delirium. Kebanyakan agitasi merupakan tanda dari disfungsi otak atau insufisiensi serebral akut. Keadaan ini banyak dijumpai pada kasus gawat darurat, biasanya pada orang dewasa, dan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya bisa karena suatu penyakit (gangguan metabolik, sepsis-assocated enselopathy, pengobatan) dan faktor eksternal (keributan, ketidaknyamanan, rasa sakit). Agitasi merupakan masalah yang gawat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup besar (dihubungkan penyebab gangguan metabolik). Adanya gejala penyerta yang biasanya menyertai gejala ini seperti delirium memperburuk prognosis pasien. Agitasi bisa disebabkan oleh berbagai penyebab diantaranya akibat efek samping penggunaan obat antipsikotik.
Etiologi
Berikut merupakan penyebab dari agitasi :
Meminum alcohol lebih dari 15 gelas (5/hari) per minggu untuk laki-laki dan wanita sebanyak 8 gelas. (4/hari). Alkohol yang mengandung bahan toxic merusak sistem saraf dan mengakibatkan agitasi berat.
· Kelebihan
alcohol
· Kaffein
· Kokain,
obat halusinasi, ephedrine
· Ketergantungan
kokain
· Hyperthyroidism
· Nicotine
withdrawal
· Opiate
withdrawal
· Theophylline
atau pengobatan lainnya
· efek
neurologisà• Defisiensi vitamin B6
Pada beberapa kasus, mekanisme pasti
penyebab masalah mental ini belum memiliki karakteristik, kecuali yang
berhubungan dengan penyebab metabolik seperti adanya tanda hipoglikemia atau
hypoxemia yang memiliki dasar penyebab organik. Pada pemeriksaan EEG, terlihat
abnormalitas pada otak yang mengarah pada disfungsi neurologi difus.
Gejala penyerta agitasi akut
Gejala penyerta agitasi akut
Disamping agitasi, beberapa gangguan mental
dapat kita observasi, seperti ansietas dan delirium. Sampai sekarang belum
diketahui bagaimana pola variasi disfungsi otak dapat menimbulkan perbedaan
gangguan mental antara satu pasien dengan pasien lainnya. Beberapa pasien hanya
menunjukkan agitasi, sedangkan yang lain bisa disertai dengan dua gejala
penyerta. Delirium (kebingungan), ansietas, hiperaktivitas yang ekstrim, dan
memusuhi orang lain bisa berupa gejala penyerta pada agitasi yang ekstrim.
Agitasi bisa datang secara tiba-tiba atau pada waktu tertentu. Gejala ini bisa berakhir dalam beberapa menit, beberapa minggu dan bahkan berbulan-bulan. Rasa nyeri atau sakit, stress, dan demam bisa meningkatkan gejala agitasi. Perlu diingat bahwa agitasi sendiri bukan merupakan tanda dari masalah kesehatan. Meskipun begitu, jika ada suatu symptom lain terjadi, agitasi bisa menjadi tanda (sign ) dari penyakit tersebut. Ketika agitasi mengakibatkan perubahan kesadaran dan kewaspadaan dalam berberapa jam, para dokter menyebutkan itu adalah delirium (harus dirawat). Penyebab umumnya berupa penyalahgunaan alcohol dan infeksi (biasanya pada orang tua).
Agitasi biasanya berkaitan dengan timbulnya gejala berikut:
a. Bipolar disorder
Gangguan ini biasanya terjadi pada usia 15-25 tahun. Gangguan ini ditandai dengan mood atau kondisi yang bergairah yang tiba-tiba bisa menjadi depresi. Perubahan mood diantara keduanya bisa berlangsung sangat cepat pada satu pembicaraan. Penyebab utamanya adalah gangguan pada bagian otak pengatur mood.
b. Dementia (seperti Alzheimer's disease)
Penyakit ini biasanya mengenai umur 60 tahun. Alzheimer merupakan salah satu kondisi demensia yang cepat memburuk secara gradual. Penyebabnya adanya gangguan pada memori, berpikir, dan tingkah laku. Kehilangan memori seperti masalah lupa pada bahasa sendiri, ketidakmampuan memutuskan sesuatu, adil dan bekripribadian merupakan bagian dari diagnosisnya.
c. Depresi
Gangguan yang ditandai dengan perasaan sedih, tidak senang, merasa bersalah, dan menyendiri. Gejala ini biasanya timbul dalam waktu relatif singkat. Agitasi merupakan salah satu symptom dari gejala depresi yang biasanya disebabkan stress dan lingkungan yang tidak menyenangkan. Simptom dari depresi adalah;
Agitasi bisa datang secara tiba-tiba atau pada waktu tertentu. Gejala ini bisa berakhir dalam beberapa menit, beberapa minggu dan bahkan berbulan-bulan. Rasa nyeri atau sakit, stress, dan demam bisa meningkatkan gejala agitasi. Perlu diingat bahwa agitasi sendiri bukan merupakan tanda dari masalah kesehatan. Meskipun begitu, jika ada suatu symptom lain terjadi, agitasi bisa menjadi tanda (sign ) dari penyakit tersebut. Ketika agitasi mengakibatkan perubahan kesadaran dan kewaspadaan dalam berberapa jam, para dokter menyebutkan itu adalah delirium (harus dirawat). Penyebab umumnya berupa penyalahgunaan alcohol dan infeksi (biasanya pada orang tua).
Agitasi biasanya berkaitan dengan timbulnya gejala berikut:
a. Bipolar disorder
Gangguan ini biasanya terjadi pada usia 15-25 tahun. Gangguan ini ditandai dengan mood atau kondisi yang bergairah yang tiba-tiba bisa menjadi depresi. Perubahan mood diantara keduanya bisa berlangsung sangat cepat pada satu pembicaraan. Penyebab utamanya adalah gangguan pada bagian otak pengatur mood.
b. Dementia (seperti Alzheimer's disease)
Penyakit ini biasanya mengenai umur 60 tahun. Alzheimer merupakan salah satu kondisi demensia yang cepat memburuk secara gradual. Penyebabnya adanya gangguan pada memori, berpikir, dan tingkah laku. Kehilangan memori seperti masalah lupa pada bahasa sendiri, ketidakmampuan memutuskan sesuatu, adil dan bekripribadian merupakan bagian dari diagnosisnya.
c. Depresi
Gangguan yang ditandai dengan perasaan sedih, tidak senang, merasa bersalah, dan menyendiri. Gejala ini biasanya timbul dalam waktu relatif singkat. Agitasi merupakan salah satu symptom dari gejala depresi yang biasanya disebabkan stress dan lingkungan yang tidak menyenangkan. Simptom dari depresi adalah;
· Masalah
pada tidur atau kelebihan tidur
· Perubahan
nafsu makan yang dramatis, sering disertai dengan penurunan berat badan
· Kelelahan
dan kurang energi
· Merasa
dirinya tidak beharga, membenci diri sendiri, dan menyalahkan diri sendiri yang
tidak sesuai keadaan sebenarnya
· Masalah
konsenstrasi yang ekstrim
· Agitasi,
irritability, dan gelisah
· Tidak
mau beraktivitas dan berdiam diri
· Berputus
asa
· Perasaan
ingin mati dan bunuh diri
Tipe-tipe dari depresi diantaranya :
· Major
depression bila lima atau lebih symptom diatas selama 2 minggu sedangkan jika
hanya 2-4 yang muncul maka disebut minor depression.
· Atypical
depression berlangsung pada 1/3 pasien dengan symptom oversleeping dan makan
terlalu banyak.
· Dysthymia
– berlangsung selama 2 tahun
d. Ansietas
Ansietas adalah sensasi takut difus, yang
tidak berkaitan dengan bahaya yang sebenarnya. Sensasi ini sering timbul pada
pasien akibat situasi stress seperti nyeri, ribut, dan kehilangan kontrol
tubuh. Ansietas bisa dianggap sebagai fenomena normal pada pasien. Akan tetapi,
kejadian ansietas yang terlihat tidak proposional dengan penyebabnya atau
berlebihan dapat dianggap ansietas yang patologis. Ansietas dapat juga
dikaitkan dengan gejala pemberat, dysautonomia atau kehilangan kontrol diri
yang berat. Pasien tersebut relatif susah untuk diobati diakibatkan pasien
inkooperatif.
e. Delirium
Delirium adalah perubahan akut pada status mental, atau fluktuasi mood, yang dihubungkan dengan pemikiran yang tidak terorganisasi, bingung, dan perubahan level dari kesadaran. Fenomena ini sering dihubungkan dengan kebingungan akut dan gejala yang banyak ditemui di ICU berupa kondisi akut. Terjadi perubahan kognitif yang bervariasi dari hari kehari dan mencapai puncaknya pada saat malam hari. Symptom ini biasanya bersifat reversible yang berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu meskipun pada beberapa pasien dapat terjadi kegagalan otak permanen. Ilusi dan halusinasi juga terjadi pada pasien. Florid delirium dengan agitasi yang parah pada pasien delirium aktif sangat mudah diidentifikasi. Akan tetapi, delirium dapat menampakkan gejala diam dan tenang (delirium hipoaktif). Keduannya hampir sama frekuensi ditemukannya pada ICU.
Neurofisiologi
Masih terdapat banyak perdebatan mengenai peningkatan aktivitas dopaminergik yang diikuti dengan deplesi neurotransmitter kolinergik. Beberapa obat memiliki kemampuan antikolinergik dan pada kondisi klinis dapat dijumpai delirium pada penggunaan obat tersebut, seperti obat antiaritmia, antibiotik (penicillin, rimfampin). Maka dari itu, pada pasien yang mengalami agitasi, terutama yang disertai dengan delirium penggunaan obatnya perlu dimonitor. Yang menarik, pusat inflamasi juga terpicu pada perangsangan sistem saraf. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara jejas pada sistem saraf dan inflammatory pathway. Jalur inflamasi semakin memperparah jejas pada neuronal yang meningkatkan disfungsi neuronal (peran immunomodulasi). Selain itu, terdapat peran dopaminserotonin, dan GABA.
V. Diagnosis dan DD
a. Psikosis akut
b. Skizoprenia
Kelainan mental pada pasien yang tidak bisa membedakan antara pengalaman yang nyata atau tidak nyata, tidak bisa berpikit logik, tidak memiliki respon emosi yang normal, dan tidak bisa berprilaku normal pada situasi sosial. Agitasi merupakan gejala dari skizoprenia. Kelainan ini biasanya mengenai usia kurang dari 45 tahun. Berbagai penyebab yang dapat mengakibatkan kelainan ini, berupa infeksi dalam rahim yang mengenai daerah otak yang mengolah informasi terutama korteks serebri. Faktor genetik bisa juga menjadi penyebab. Demikian juga dengan faktor psikologis dan sosial yang bisa mempengaruhi tingkat keparahan dan menghindari kejadian schizophrenia berulang.
Banyak symptom yang menyertai penyakit ini dan berjalan lambat dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Gejala pyscotic mulai tampak pada perjalanan penyakit seperti afek datar, catatonik, delusi, halusinasi, dan masalah berpikir (seperti melihat dan berpikir ada bayangan-bayangan gaib). Berikut beberapa tipe berserta dengan gejala yang timbul :
- Tipe katatonik ditandai dengan
· Agitasi
· Penurunan
kesensitivan terhadap nyeri
· Tidak
bisa mengurus diri sendiri
· Perasaan
negatif
· Gangguan
motorik
· Otot
mengalami rigiditas
· Stupor
-Tipe paranoid
· Marah
· Kecemasan
· Kurang
bisa mengutarakan pikirannya
· Delusi
adanya penyiksaan diri sendiri dan pada laki-laki merasa hebat
- Disorganized type:
· Tingkah
laku seperti ini deh (child-like Child-like (regressive) behavior
· Delusi
· Flat
affect
· Halusinasi
· Tertawa
tidak pada tempatnya
· Social
withdrawal
Untuk keperluan diagnosis yang diperlukan
dapat berupa :
Untuk melihat apakah agitasi disebabkan oleh infeksi atau tidak dan melihat keseimbangan sel imun (apakah ada reaksi inflamasi) pada pasien.à• Pemeriksaan hitung sel darah melihat apakah terdapat trauma yang menekan serebri, apakah ada infeksi pada otak, mengevaluasi gangguan berpikir dan tingkah laku, dan tumor.à• CT scan kepala,X-ray tenggkorak, dan MRI kepala (jika perlu) untuk melihat apakah ada infeksi (cairan keruh), gangguan neurologis, dan evaluasi kerusakan otak atau spinal.à• Lumbar puncture or spinal tap
• Tanda vital (temperature, denyut, pernapasan, dan tekanan darah)
Untuk melihat apakah agitasi disebabkan oleh infeksi atau tidak dan melihat keseimbangan sel imun (apakah ada reaksi inflamasi) pada pasien.à• Pemeriksaan hitung sel darah melihat apakah terdapat trauma yang menekan serebri, apakah ada infeksi pada otak, mengevaluasi gangguan berpikir dan tingkah laku, dan tumor.à• CT scan kepala,X-ray tenggkorak, dan MRI kepala (jika perlu) untuk melihat apakah ada infeksi (cairan keruh), gangguan neurologis, dan evaluasi kerusakan otak atau spinal.à• Lumbar puncture or spinal tap
• Tanda vital (temperature, denyut, pernapasan, dan tekanan darah)
c. Penyalahgunaan Narkoba
Agitasi juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat narkotika melalui efeknya terhadap neuronal.
d. Psikosis organik
Adanya kelainan metabolik seperti hiperglikemia dan hypoxemia.
Komplikasi
a. Confusion (kebingungan)
Ketidakmampuan berpikir dengan kecepatan normal, termasuk memiliki disorientasi pikiran dan susah untuk mengingat, berkonsentrasi, dan membuat keputusan yang bisa berlangsung cepat ataupun lambat tergantung dari penyebab. Kebanyakan bersifat temporer sedangkan beberapa permanen dan tidak bisa disembuhkan. Biasanya terjadi pada usia menengah sampai tua dan sering menunjukkan agresivitas.
b. Hiperaktivitas
Adanya gerakan berulang-ulang dan terjadi peningkatan gerakan motorik yang sangat berlebihan.
c. Merasa dimusuhi
Merasa orang lain bertindak jahat pada pasien dan selalu berpikir negatif terhadap seseorang.
Tata laksana
Masih banyak yang harus diketahui mengenai pencegahan maupun terapi bagi agitasi. Pertama, tidak diketahui apakah waktu terdeteksi dan terapi pada kondisi pasien bisa mempengaruhi kesehatan pasien selanjutnya. Indikasi dan tipe terapi tergantung pada apakah kelainan agitasi yang disertai delirium ini yang menyebabkan kerusakan pada otak (otak sebagai korban pasif dari kelainan organ lain) atau kelainan pada otak (otak sebagai pemicu aktif) yang menyebabkan disfungsi organ ekstraserebral. Kedua pertanyaan itu penting untuk menentukan tindakan terapi. Ada dua tata laksana bisa dilakukan di rumah dan dirumah sakit.
a. Home care
Lingkungan yang tenang, cukup penerangan, tidur yang berkualitas, dan pengurangan stress dapat mengurangi gejala-gejala agitasi. Jangan menahan kemauan pasien agitasi secara berlebihan karena dapat meperburuk keadaannya, misalnya jika ia ingin bergerak berlari, biarkan saja asalkan itu masih dalam batas-batas wajar (tidak ingin terjun). Selain itu, dalam menghadapi pasien agitasi bertindaklah secara bijak dan wajar karena dengan bersikap demikian pasien akan mudah mengungkapkan perasaanya, memperbaiki mood dan keparahan agitasi.
b. Rumah sakit
Dokter biasanya akan menanyakan beberapa pertanyaan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tipe pertanyaan.
a. Confusion (kebingungan)
Ketidakmampuan berpikir dengan kecepatan normal, termasuk memiliki disorientasi pikiran dan susah untuk mengingat, berkonsentrasi, dan membuat keputusan yang bisa berlangsung cepat ataupun lambat tergantung dari penyebab. Kebanyakan bersifat temporer sedangkan beberapa permanen dan tidak bisa disembuhkan. Biasanya terjadi pada usia menengah sampai tua dan sering menunjukkan agresivitas.
b. Hiperaktivitas
Adanya gerakan berulang-ulang dan terjadi peningkatan gerakan motorik yang sangat berlebihan.
c. Merasa dimusuhi
Merasa orang lain bertindak jahat pada pasien dan selalu berpikir negatif terhadap seseorang.
Tata laksana
Masih banyak yang harus diketahui mengenai pencegahan maupun terapi bagi agitasi. Pertama, tidak diketahui apakah waktu terdeteksi dan terapi pada kondisi pasien bisa mempengaruhi kesehatan pasien selanjutnya. Indikasi dan tipe terapi tergantung pada apakah kelainan agitasi yang disertai delirium ini yang menyebabkan kerusakan pada otak (otak sebagai korban pasif dari kelainan organ lain) atau kelainan pada otak (otak sebagai pemicu aktif) yang menyebabkan disfungsi organ ekstraserebral. Kedua pertanyaan itu penting untuk menentukan tindakan terapi. Ada dua tata laksana bisa dilakukan di rumah dan dirumah sakit.
a. Home care
Lingkungan yang tenang, cukup penerangan, tidur yang berkualitas, dan pengurangan stress dapat mengurangi gejala-gejala agitasi. Jangan menahan kemauan pasien agitasi secara berlebihan karena dapat meperburuk keadaannya, misalnya jika ia ingin bergerak berlari, biarkan saja asalkan itu masih dalam batas-batas wajar (tidak ingin terjun). Selain itu, dalam menghadapi pasien agitasi bertindaklah secara bijak dan wajar karena dengan bersikap demikian pasien akan mudah mengungkapkan perasaanya, memperbaiki mood dan keparahan agitasi.
b. Rumah sakit
Dokter biasanya akan menanyakan beberapa pertanyaan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tipe pertanyaan.
• Tipe
o Apakah anda banyak berbicara akhir-akhir ini
o Apakah anda merasa pernah melakukan sesuatu yang tidak bertujuan (seperti memijit dan melangkah bolak balik)?
o Apakah kamu pernah merasa gelisah yang tak wajar?
• Waktu
o Apakah agitasi berlangsung singkat atau lama?? jika lama, berapa hari?
• Faktor yang mempengaruhi atau memperburuk
o Apakah trauma mempengaruhi?? atau ada kejadian yang diingat bisa memicu agitasi?
o Apakah sedang menerima pengobatan steroid atau obat tiroid?
o Banyaknya alcohol yang diminum?
o Banyaknya konsumsi caffeine?
o Apakah menggunakan obat-obatan narkotika?
• Other
o Simptom apa lagi yang mungkin muncul?
o Apakah ada rasa bingung, hilang ingatan, hiperaktivitas, atau merasa dimusuhi?
C. GEJALA JIWA DALAM PENDIDIKAN
A. Gejala
Psikologi
Setiap orang mempunyai sisi psikologis
dimana sisi ini berdampak pada hal-hal tindakannya. Atau bisa disebut gejala jiwa.
Dalam pendidikan pun gejala jiwa manusia yang mendasar banyak muncul. Gejala
jiwa tersebut akan mempengaruhi berbagai perilaku manusia, baik perilaku
pendidik maupun perilaku peserta didik atau siswa. Dalam tulisan ini akan
dibahas bagaimana gejala jiwa tersebut mempengaruhi kemampuan belajar siswa.
Gejala jiwa yang ada pada diri manusia sangat mempengaruhi perilakunya. Tidak
terlepas dalam dunia pendidikan yaitu pada pendidik maupun peserta didik (dalam
tulisan ini hanya membahas peserta didik). Dari uraian di atas dapat kita
simpulkan bahwa, Gejala Psikologi yaitu proses perubahan perilaku manusia dalam
kehidupannya.
B. Bentuk-bentuk
Gejala Psikologi Siswa Dalam Belajar
Dalam psikologi terdapat berbagai
gejala-gejala yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa, diantaranya yang
akan kita bahas yaitu:
1) Pengindraan/sensasi dan persepsi;
2) Memori, ingatan, dan lupa;
3) Berfikir;
4) Intelegensi;
5) gejala perasaan (emosi);
6) Motivasi.
1. Pengindraan/sensasi dan persepsi
a. Pengindraan
Kemampuan otak untuk menerjemahkan stimulus
seorang anak satu sama lain berbeda-beda, tidak semua stimulus dapat diindra.
Begitu pelajaran yang disampaikan guru tidak semua bisa ditangkap oleh siswa,
persepsi pun akan berlainan. Hal ini juga mempengaruhi kemampuan belajar.
Definisi penginderaan (sensation) menurut Wundt adalah
penangkapan terhadap rangsang-rangsang dari luar dan dapat dianalisa sampai
elemen-elemen yang terkecil. Penginderaan meliputi :
· Penglihatan
Alat penglihatan utama adalah mata.
Rangsang berupa gelombang cahaya masuk ke dalam bola mata melalui bagian-bagian
mata. Prosesnya cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke
syaraf (otak) sehingga objek dapat terlihat.
· Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga.
Rangsang berupa gelombang suara masuk ke dalam telinga melalui bagian-bagian
alat pendengaran.Gelombang suara merambat melalui 3 media, yaitu udara, benda
padat/tulang, cairan/endolymphe. Bila seseorang tidak dapat mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan
pada pusat pendengaran yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah
satu alat tempat berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak
ada hubungannya dengan fungsi intelek.
· Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang
berupa larutan cairan melalui lidah (lingua) dan rongga mulut (cavumroris).
Prosesnya adalah larutan/cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan
nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit
otak). Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis,
pahit, asin dan asam.
· Pembau
Alat pembau utama adalah
hidung. Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara menuju ke
reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau
diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju
gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).
· Perabaan
Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang
yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis,
elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah ransang mekanis ringan pada bagian
permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dll.
Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.
b. Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses saat
ataupun kimiawi yang mengenai alat indra. individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi
mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
Definisi
persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan (penerimaan)
langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya. Persepsi menurut Davidoff dalam Walgito (1997) : stimulus yang
diindera oleh individu diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga
individu sadar, mengerti tentang apa yang diinderakan. Individu dapat
mengadakan persepsi, jika adanya objek, alat indera (reseptor), dan
perhatian. Contoh persepsi misalnya meja yang
terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
2. Memori, ingatan, dan lupa
Setiap hari kita memilki banyak aktivitas,
berbagai informasi kita peroleh setiap harinya. Untuk memunculkan kembali
informasi-informasi tersebut terkait dengan kerja memori atau otak. Dalam
kenyataan, kemampuan otak manusia berbeda-beda. Siswapun seperti itu. Kemampuan
otak untuk memasukkan, menyimpan, memunculkan kembali informasi yang
didapatkan (pelajaran misalnya) mempengaruhi kemampuan belajar si anak
tersebut.
2. Memori
Memori merupakan simpanan informasi -
informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah
sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory juga merupakan suatu
proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada
dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan
membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia kemampuan
mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan kumpulan
reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi
dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian
otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya informasi yang disimpan. Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan
kemampuan memori harus memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut:
1). Proses memori bukanlah suatu usaha yang
mudah. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam
menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “belajar dari
pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah
diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya
saat ini.
2). Bahan-bahan yang akan diingat harus
berhubungan. Memori sangat dibantu bila informasi yang dipelajari mempunyai
kaitan dengan hal-hasl yang sudah dikenal sebelumnya. Konteks dapat berupa
peristiwa, tempat, nama sesuatu, perasaan tertentu dan lain-lain. Konteks ini
memberikan retrievel cues atau karena itu mempermudah recognition.
3). Proses memori memerlukan organisasi.
Salah satu pengorganisasian informasi yang sangat dikenal adalah memori.
Informasi diorganisasi sedemikian rupa (dihubungkan dengan hal-hal yang sudah
dikenal) sehingga informasi yang kompleks mudah untuk diingat kembali.
Pengertian memori, tercangkup dalam 3
tahapan yaitu:
1) memasukan
pesan dalam ingatan
2) menyimpan
pesan yang sudah masuk ( storage )
3) memunculkan
kembali informasi tersebut ( retrieval )
( menurut Atteinson, dkk 1997)
Macam-macam memori
1) memori
jangka pendek
Informasi yang dipersepsi seseorang dan
mendapatkan perhatian ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori yaitu
memori jangka pendek. Menurut Slavin (dalam Nur dkk,1998:8) dijelaskan bahwa
“memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang dapat menyimpan informasi
dalam jumlah yang terbatas hanya dalam beberapa detik”. Biasanya memori ini
menyimpan informasi yang terkini yang sedang dipikirkan.
Satu cara untuk menyimpan informasi ke
dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau
mengucapkannya berkali-kali.
Proses mempertahankan suatu informasi
dalam memori jangka pendek dengan cara mengulang-ulang disebut menghafal
(rehearsal). Menghafal sangat penting dalam belajar, karena semakin lama suatu
butir tinggal di dalam memori jangka pendek, semakin besar kesempatan butir itu
akan ditransfer ke memori jangka panjang. Tanpa pengulangan kemungkinan butir
itu tidak akan tinggal di memori jangka pendek lebih dari sekitar 30 detik maka
informasi itu dapat hilang akibat desakan informasi lainnya, karena memori
jangka pendek mempunyai kapasitas yang terbatas yaitu 5 sampai 9 bits informasi
(Miller,1956 dalam Nur dkk,1998:9) yaitu hanya bisa berpikir antara 5 sampai 9
hal yang berbeda dalam satu waktu tertentu.
2) memori
kerja
Jenis memori kedua adalah memori
kerja (working memory). Memori ini dapat menyimpan informasi
mulai dari beberapa menit hingga beberapa jam kemudian. Biasanya, memori Kerja
berfungsi mengubah informasi, tetap menjejaki perubahan dan memperbarui memori,
pemanggilan kembali informasi, membuat perbandingan, dan membagi perhatian.
Dari beberapa penelitian, disebutkan bahwa terclapat korelasi besar yang cukup
positif antara efisiensi memori kerja dengan kemampuan kognitif umum. Ini
berarti bahwa seseorang yang memiliki memori kerja yang baik cenderung memiliki
kemampuan kognitif di atas rata-rata. Kemampuan menyimpan informasi yang
dilakukan oleh memori kerja memungkinkan informasi tersebut masuk ke dalam
memori jangka panjang. Kemampuan memori kerja dalam menyimpan informasi sangat
bergantung pada usia. Semakin berumur, semakin besar kapasitas memori kerja
seseorang.
3) memori
jangka panjang
Memori jangka panjang merupakan bagian dari
sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode waktu yang panjang.
Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang sangat besar tempat menyimpan
memori dengan jangka yang sangat panjang. Banyak ahli yakin bahwa informasi
yang terdapat dalam memori jangka panjang tidak pernah dilupakan, kemungkinan
hanya sekedar kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali informasi yang tersimpan
di dalam memori kita.
Blog dengan ID 33471 Tidak ada
Tulvin,1972,1985 (dalam Nur dkk,1998:13) menyatakan bahwa para ahli membagi
memori jangka panjang menjadi tiga bagian yaitu: memori episodik, memori
semantik dan memori prosedural. Memori episodik adalah memori tentang
pengalaman pribadi, suatu gambaran mental tentang sesuatu yang dilihat atau
didengar. Memori semantik adalah memori jangka panjang yang berisi fakta-fakta
dan generalisasi informasi yang diketahui misalnya konsep, prinsip atau aturan
dan bagaimana menggunakannya dan keterampilan pemecahan masalah dan strategi
belajar. Memori prosedural mengacu pada “mengetahui bagaimana” (“knowing how”)
sebagai lawan dari “mengetahui apa” (“knowing that”) (Syswester,1985 dalam Nur
dkk,1998:13).
Memori episodik, semantik dan prosedural
berbeda dalam hal cara kerjanya dalam menyimpan dan mengorganisasikan
informasi. Informasi dalam memori episodik disimpan dalam bentuk gambaran
(bayangan) yang diorganisasikan berdasarkan pada kapan dan di mana peristiwa-peristiwa
terjadi. Informasi dalam memori semantik diorganisasi dalam bentuk jaringan
hubungan ide. Sedangkan informasi dalam memori prosedural disimpan sebagai
pasangan-pasangan stimulus-response yang kompleks (Oakley,1981 dalam Nur
dkk,1998:14)
a. Ingatan
Secara sederhana, Irwanto (1999)
mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga
dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. Galotti (2004) mendefinisikan
memori sebagai suatu proses kognitif yang terdiri atas serangkaian proses,
yakni : penyimpanan (storage), retensi, dan pengumpulan informasi
(information gathering).
Sebagai suatu proses, memori menunjukkan
suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing),
pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving) informasi
mengenai pengalaman yang lalu (Bjorklund, Schneider, & Hernández Blasi,
2003; Crowder, 1976, dalam Stenberg, 2006). Santrock (2005) mendefinisikan
ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui tahap : penkodean
(encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali (retrieval).
Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu
informasi-informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan
diproses melalui tahapan : penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
sehingga informasi yang masuk tidak terbuang secara sia – sia.
b. Lupa
3 aspek Lupa (forgetting) ialah
hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang
sebelumnya telah kita pelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan
lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
dipelajari atau dialami. Jadi lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi
dan pengetahuan dari akal kita.
Faktor-faktor Penyebab Lupa :
a. Lupa
dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi
yang ada dalam sistem memori.
b. Lupa
dapat terjadi pada karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik
sengaja ataupun tidak. Penekanan ini dapat terjadi karena item informasi yang
berupa pengetahuan tanggapan atau kesan dan sebagainya yang diterima siswa
kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya sehingga ke alam
ketidaksadaran.
c. Lupa
dapat terjadi karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan
waktu mengingat kembali (Andreson 1990).
d. Lupa
dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses dan situasi
belajar tertentu
e. Lupa
dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunakan atau dihafalkan (Hilgard & Bower 1975
f. Lupa
dapat tejadi karena perubahan urat syaraf otak
Contoh lupa ini sering terjadi pada
siswa (kita) yang menerapkan metode belajar SKS (Sistem Kebut
Semalam) Kita belajar ngebut malam ini, memasukkan semua pelajaran dalam
sekali kunyah kedalam otak. Nah, ketika tes keesokan harinya, apa yang
telah diingat dan pelajari (walaupun pelajaran minggu lalu) bisa hilang,
diakibatkan dari apa yang telah kita pelajari semalam.
- Berfikir
Pemecahan masalah merupakan
bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks
di antara semua fungsi kecerdasan,
pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat
tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari
keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau
sistem kecerdasan
buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi
awal menuju kondisi yang dituju. Berfikir kreatif sangat berperan dalam
pemecahan masalah. [5]Menurut
Graham Wallas (dalam Morgan, at al. 1989), proses berfikir kreatif meliputi
lima tahap, yaitu Persiapan (Preparation), Inkubasi (Incubation), Iluminasi
(Ilumation), Evaluasi (Evaluation), Revisi (Revision).
Definisi yang paling umum dari berfikir
adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed),
1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang
tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari
gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses
psikologis dengan tahapan-tahapan berikut :
(1) pembentukan pengertian,
(2) penjalinan pengertian-pengertian,
dan
(3) penarikan kesimpulan.
- Intelegensi
Setelah kita membahas tentang berpikir,
maka kaitan dengan masalah berpikir adalah inteligensi. Secara umum inteligensi
adalah kesanggupan untuk berpikir. Ada beberapa pendapat tentang pengertian
inteligensi.
a. William
Stern mengatakan, bahwa inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru.
b. V.
Hees, bahwa inteligensi adalah sifat kcerdasan jiwa.
c. Terman
mengatakan, inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak.
d. Binet
mengatakan bahwa inteligensi meliputi pengertian penemuan sesuatu yang
baru, ketetapan hati dan pengertian diri sendiri.
e. Staedworth
mengatakan inteligensi ada3 yaitu pengenalan sesuatu yang penting, penyusunan
diri dengan situasi baru dan ingatan.
f. Wittherington
mengatakan, inteligensi adalah suatu konsep, suatu pengertian.
g. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungannya secara efektif.
Dari berbagai definisi intelegensi yang
dikemukakan oleh ahli-ahli yang berbeda-beda, para ahli sepakat memandang
intelegensi sebagai kemampuan berfiki seseorang. Yaitu dalam menyesuaikan diri,
belajar, atau berpikir abstrak. Intelegensi juga mempengeruhi kemampuan belajar
seseorang.
Secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental
yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi
tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
- Emosi
Istilah emosi menurut Daniel Goleman
(1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English
Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan,
nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Atau dapat kita pahami
bahwa emosi itu merupakan suatu gejolak atau rasa yang terjadi dalam
hati/perasaan yang terjadi karena ada suatu rangsangan yang diberikan pada saat
kita dalam keadaan mental yang hebat.
Adapula yang mengatakan emosi
itu adalah suatu perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi
dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada
seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
- Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri subjek
didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motivasi
boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang
dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motivasi semacam ini sering disebut
motivasi ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motivasi tumbuh di dalam diri
subjek didik sendiri yang disebut motivasi intrinsik. Misalnya, seorang subjek
didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang
sesuatu.
Menurut Baron (1992), Motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku
yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Kekuatan yang memberikan energi dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Keadaan internal yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku.
Berikut adalah pengertian motivasi dari berbagai perspektif dalam psikologi.
Dalam konteks belajar, motivasi intrinsik
tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan
motivasi intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu
menyiasati hadirnya motivasi-motivasi ekstrinsik. Motivasi ini, umpamanya, bisa
dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun
kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang
atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor
suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motivasi ekstrinsik bisa juga dihadirkan
melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi
individual subjek didik. Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat
kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan
yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan
terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi
orang lain.
Ø Jenis-jenis Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal
untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi
yang didasarkan pada sebuah ‘nilai’ dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat
penghargaan dari luar. Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena
dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu sendiri. Ada 2 jenis motivasi
intrinsik:
1) Determinasi
diri
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya
bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan
atau imbalan eksternal. Disini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam
tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil
tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
2) Pilihan
personal
Pengalaman optimal ini berupa perasaan
senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika
orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu
aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan
yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan
sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).
Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti
imbalan (reward) dan hukuman. Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah
perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, di
mana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid. Contohnya : guru memberi
reward permen kalau murid bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Tetapi tentu
kita juga menginginkan motivasi siswa adalah motivasi yang memang berasal dari
dirinya sendiri (intrinsik), hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan
hadiah yang mengandung informasi tentang kemampuan murid sehingga motivasi
instrinsik dapat meningkat, kenapa? Karena dengan memberikan pujian dapat juga
meningkatkan perasaan bahwa diri mereka kompeten.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia , baik sebagai individu maupun dalam hubungan
dengan lingkungannya.adapun bentuk-bentuk gejala jiwa seperti gejala kognitif,
gejala afektif dan gejala psikomotorik dan bentuk-bentuk gejala siswa dalam
belajar diantaranya ada pengindraan,persepsi, memori, berfikir, intelegensi,
emosi dan motivasi. Semua ini saling berhubungan satu sama lainnya.
.
B. SARAN
Demikian makalah pengantar dan gejala jiwa
ini disusun dengan bentuk yang sederhana, tentunya dengan harapan mudah di
mengerti dan dipahami sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dilingkungan jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar atau perguruan tinggi pada umumnya. Penulis menyadari bahwa isi
makalah ini belum mencapai tahap kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon
kritik dan saran yang membangun dan penyempurnaan isi makalah ini. Kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung tersusunya makalah pengantar dan gejala
jiwa saya ucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagikita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http//.www.google.com/ pengertian
psikologi.com
http//.www.google.com/ bentuk-bentuk gejala
jiwa.com
http//.www.google.com/ bentuk-bentuk gejala
jiwa pada siswa
http//.www.google.com/ pengertian gejala
psikomotorik
http//.www.google.com/ pengertian gejala
kognitif dan afektif
wir-nursing. Blogspot.com/2012/07/gangguan
psikomotor.html
trimakasih atas postingannya, semoga terus berkarya. ijin mendonloadnya.
ReplyDelete